Kamis, 31 Desember 2009

new SHINee World Indonesia's cover :D

Posted by vinna 유라 at 07.57 0 comments

SHINee ft Kara on MBC Gaeyo Daejun 2009

Posted by vinna 유라 at 07.15 0 comments
SHINee's Ring Ding Dong milkysmile



Minho's korackoracko dance milkysmile









Key with s**k girl =_= made me so jealous! milkysmile



Rabu, 30 Desember 2009

my own create style :D

Posted by vinna 유라 at 06.34 0 comments

i choose casual -but still cool, cause i loves 2ne1's style >.

cools high heels

Posted by vinna 유라 at 05.58 0 comments




GOSH! i picked these pictures from polyvore.com >.<

GOSH! really cutes!

Posted by vinna 유라 at 05.43 0 comments
i've opened polyvore.com and the results is REALLY LOOKS GOOD! love it~









Asian Crush Magazine

Posted by vinna 유라 at 05.39 0 comments

hey, i bought this magazine last sunday. oh my god, sampe dimarahin omma gara2 beli nih majalah duluan sebelum beli boneka es krim -,- yah tapi gapapalah aku merelakan 30ribu rupiah ku untuk majalah ini, karena ada my lovely namja, SHINee!!!!!!!!!

Selasa, 29 Desember 2009

my SHINee World Indonesia's group on success :D

Posted by vinna 유라 at 07.00 0 comments





on more than 5.400 members! xD

LOVE & LIES

Posted by vinna 유라 at 06.54 0 comments

my facebook profile ~ :D

Posted by vinna 유라 at 06.35 0 comments

comeback~

Posted by vinna 유라 at 06.18 0 comments
hey, so long i didn't post on my blog T_T now, i'm back! xD

Selasa, 17 November 2009

Park Bom - You and I

Posted by vinna 유라 at 04.25 0 comments

my new favourite song :D so romantic with bom's voice ^.^ love this~

i give the lyric...

No matter what happens
Even when the sky is falling down
I'll promise you
That I'll never let you go

You 내가 쓰러질때
절대 흔들림없이
강한 눈빛으로
몇번이고날일으켜줘

And you 나 힘에 겨울때
슬픔을 벼랑 끝까지 또 아낌없이
찾아와 두손 잡은 그대에게

난 해준게 없는데
초라한 나지만
오늘 그대 위해 이노래 불러요
Tonight 그대에 두눈에
그 미소 뒤에 날위해 감춰왔던
아픔이보여요

You and I together
It just feels so right
이별이란 말을해도
그 누가 뭐라해도 난 그댈 지킬게

You and I together
내 두 손을 놓지마
안녕이란 말은 해도
내게 이 세상은 오직 너 하나기에

You 많은 사람처럼
우리 사랑 역시 조금씩 변하겠죠
하지만 제발 슬퍼 말아요
오랜 친한 친구 처럼
나만을 믿을수있게 기댈수있게
I promise you that I'll be right here, baby

난 해준게 없는데
초라한 나지만
오늘 그대 위해 이노래 불러요
Tonight 그대에 두눈에
그 미소 뒤에 날위해 감춰왔던
아픔이 보여요

You and I together
It just feels so right
이별이란 말을해도
그 누가 뭐라해도 난 그댈 지킬게

You and I together
내 두 손을 놓지마
안녕이란 말은해도
내게 이 세상은 오직 너 하나기에

외로운 밤이 찾아올땐
나 살며시 눈을 감아요
그대에 숨결이 날 안을때
무엇도 두렵지 않죠
이 세상 그 어떤 누구도
그대를 대신 할수없죠
You are the only one
And I'll be there for you, baby

You and I together
It just feels so right
이별이란 말을해도
그 누가 뭐라해도 난 그댈 지킬게

You and I together
내 두 손을 놓지마
안녕이란 말은해도
내게 이 세상은 오직 너 하나기에

Just you and I
Forever and ever


Romanization Lyrics

No matter what happens
Even when the sky is falling down
I'll promise you
That I'll never let you go

You naega sseureojilddae
Jeoldae heundeullimeopsi
Ganghan nunbicheuro
Myeotbeonigo nal ileukyeojweo

And you, na himae gyeoulddae
Seulpeumeul byeolang kkeutkkaji ddo akkimeopsi
Chajawa du son japeun geudaeyegae

*Nan haejoongae eopneundae
Chorahan najiman
Oneul geudae wihae i norae booleoyo
Tonight geudaeye du noonae
Geu miso dwiae nalwihae gamchweowatdeon
Apeumiboyeoyo

You and I together
It just feels so right
Ibyuliran maleulhaedo
Geu nuga mweorahaedo nan geudael jikilgae

You and I together
Nae du soneul nochijima
Annyoungiran maleun haedo
Naegae i saesangeun ojik neo hanagiae*

You maneun sarangcheoreom
Oori sarang yeokshi jogeumssik byunhagaetjyo
Hajiman jaebal seulpeo malayo
Oraen chinhan chingu cheoreom
Namaneul mideulsuitgae gidaelsuitgae
I promise you that I'll be right here, baby

*Repeat

Waeroun bami chajaolddaen
Na salmyeosi nooneul gamayo
Geudaeye soomgyeoli nal aneulddae
Mueotdo duryeopji anjyo
E saesang geu eoddeon nugudo
Geudaereul daeshin halsueopjyo
You are the only one
And I'll be there for you, baby

You and I together
It just feels so right
Ibyeoliran maleulhaedo
Geu nuga mweorahaedo nan geudael jikilgae

You and I together
Nae du soneul nochijima
Annyoungiran maleunhaedo
Naegae i saesangeun ojik neo hanagiae

Just you and I
Forever and ever

English Translation

No matter what happens
Even when the sky is falling down
I'll promise you
That I'll never let you go

Oh~~~Oh~~Oh~~~oh~~Oh~~~oh~~Yeah~~~

You, When I fell
you held me back up with an unfaltering gaze

And You, through those sad times
held my hands till the end of the world

I might be a shabby person who has never done anything for you
But today, I am singing this song just for you
Tonight, within those two eyes and a smile
I can see the pains from protecting me
You and I together. It's just feels so right
Even though i bid you goodbye, to me this world is just you
You and I together, don't ever let go of my hands
even though i bid you goodbye, to me this world is just you


Our love has changed a bit by bit just like others
But don't be sad
Hopefully I will be someone who you can trust like an old friend
and someone you can lean onto
I promise you that I'm be right here baby


I might be a shabby person who has never done anything for you
But today, I am singing this song just for you
Tonight, within those two eyes
and smile I can see the pains from protecting me
You and I together. It's just feels so right
Even though i bid you goodbye, to me this world is just you
You and I together, don't ever let go of my hands
even though i bid you goodbye, to me this world is just you


I close my eyes lightly whenever I feel lonely again
I no longer fear when your breath holds me
No one in the world can replace you
You are the only one in I'll be there for you baby


You and I together, It's just feels so right
Even though i bid you goodbye, to me this world is just you
You and I together, don't ever let go my hands
even though i bid you goodbye, to me this world is just you

Just you and I
Forever and ever..





Sabtu, 14 November 2009

Key's transformation

Posted by vinna 유라 at 23.49 0 comments



hoah, looks for my hubby transformation in less than 2 years! wuw! =0=
rasanya meningkat terlalu pesat... sempet ga rela dengan rambutnya yang paling terahir, tapi uda bisa nerima waktu liat dia di ring ding dong ^o^ love you always hun! KI saranghe! xD

today's diary

Posted by vinna 유라 at 23.45 0 comments
i just bought gogirl magazine today :D haha~ first time beli majalah dengan harga resmi ^.^ biasanya juga nunggu diskonan dr tempat langganan.. tapi tadi pas di gramedia langsung tertarik beli edisi november >.< gara2 ada banyak macem tentang web :D lucky ^o^ i'll read it later...


Minggu, 08 November 2009

[fanfic] My Losing Love [8-final]

Posted by vinna 유라 at 05.56 0 comments
Hari ini dia kembali datang menemaniku. Ya, karena sebenarnya kemarin aku memintanya untuk datang lagi. Aku ingin mengajaknya berjalan-jalan sambil menikmati suasana yang sedang diselimuti salju tebal. Walaupun udara dingin begitu menusuk, namun dirinya bagaikan api unggun berjalan yang mampu menghangatkan diriku di musim dingin. Aku langsung memeluk dirinya saat Key baru saja datang menemuiku. Senyumannya yang selalu kurindukan dan tangannya yang membelai rambutku dengan lembut."Kibum, maukah kamu menemaniku untuk jalan-jalan?""Kau ingin pergi ke mana?""Ke mana saja asal kita dapat bersenang-senang.""Baiklah."Kami segera berjalan meninggalkan rumah dan berpamitan dengan Hyun Ae, karena aku sudah tidak kuat menahan kesepian di rumah ini. Kak Taemin juga sedang kencan dengan kekasihnya yang setahuku bernama Jung Eum. Sedangkan kak Minho dipanggil kakek untuk sebuah urusan yang sangat penting. Aneh. Tangannya tetap begitu hangat di antara cuaca yang hampir membunuhku ini.“Yunri, kau tahu?”“Iya?”“Mengapa tangan kita diciptakan beruas-ruas?”“Tidak,” sesaat aku dapat melihat dirinya yang sedang tersenyum kecil.“Agar aku dapat mengisi ruang-ruang itu dan selalu menggandengmu seperti saat ini.”Ucapannya membuat ku terpaku saat itu juga. Kutatap wajahnya tapi ia tak membalasnya. Hanya senyumannya yang ku dapatkan. Seakan udara dingin ini tak berarti apapun bagiku karena dirinya sanggup membuatku meleleh kapanpun yang dia mau. Hingga akhirnya aku tidak tersadar jika ia sudah mengajakku sampi di sebuah pusat pertokoan. Tampaknya ia begitu serius mengamati barang-barang yang ada di etalase.“Yunri, kalung itu rasanya cocok untukmu.”“Yang mana?”Jari telunjuknya menunjuk pada dua buah kalung yang liontinnya berpasangan. Satu bentuk hati tapi terbelah menjadi dua.“Tunggulah di sini, aku akan masuk ke dalam sebentar.”“Baiklah,” sambil menunggunya aku memutuskan untuk melihat-lihat kalung dan perhiasan lain di took itu. Liontin-liontin yang lucu dan gelang-gelang yang manis membuat diriku tergiur untuk membelinya. Sekitar lima menit aku menunggu, ia sudah kembali keluar dari dalam toko itu. Tampaknya ia hanya sekedar bertanya-tanya kepada penjaga toko yang ada. Mungkin lain waktu aku dapat kembali ke sana dan membeli kalung itu untuk kami berdua karena saat ini aku tidak membawa uang sepersen pun. Saat itu kami berjalan mengelilingi pusat pertokoan tersebut. Ya, begitu banyak macam barang-barang yang dijual mampu menghiburku sambil berjalan santai dengan Key.
Setelah puas berjalan bersama dan Key membelikan dua kaleng cokelaat hangat untuk kami berdua, Key mengajakku untuk sekedar duduk di bangku yang terletak di bawah sebuah pohon yang cukup besar.“Yunri, apakah kau mencintaiku?”Kulihat dirinya sejenak yang sedang menatap salju yang turun sambil menungguku untuk menjawab pertanyaannya.“Tentu saja. Kau tahu, saat aku hilang ingatanpun, aku kembali menyukaimu. Berapa kalipun aku mengidap amnesia, aku akan selalu mencintaimu,” sambil kembali kuteguk sekaleng cokelat hangat yang terasa begitu lezat di lidahku. Begitu asyiknya menikmati cokelat ini, aku tidak sadar jika Key sedang memakaikanku sebuah kalung.“Key? Bukankah ini kalung yang tadi? Kau benar-benar membelinya untukku?”Ia hanya tersenyum sambil menunjukkan kalung yang sedang ia gunakan saat ini. Liontin kami berpasangan. Terpisah tetapi dapat bergabung menjadi sebuah bentuk. Ah, perasaan bahagia yang meluap-luap tak dapat ku tahan lagi.“Key, kau ingat cita-cita yang kukatakan saat kita masih kecil?”“Iya, tentu. Memang ada apa?”“Kau harus memenuhi cita-cita ku kelak saat kita sudah dewasa.””Tentu saja harus aku.”Cita-cita yang selalu ku ucapkan setiap hari saat aku masih kecil. Menjadi istri Kim Ki Bum. Di musim salju yang begitu dingin ini, bagaikan musim semi di hatiku. Banyak yang telah kulalui. Kuharap aku tidak pernah lepas dari sisinya lagi untuk ketiga kalinya. Dan ia akan selalu mengisi ruang-ruang di antara jari-jari tanganku ini…..
THE END :)

Pinna says ~akhirnya selesai juga :D
spesial thanks :
- bude minhyo yg ngasi ide di awal2 :D
- lint, mba rat *yg sampe terharu biru*, cie monic, bilqis nni, lala onni, hani, noriko, lisa, oliph, friska *yg mesti nunggu bgtu slesai ditulis*
- dan smuanya yg uda bc >.< maap g bs nulis namax satu2 T.T
but ur comments feed my ideas!:D

[fanfic] My Losing Love [7]

Posted by vinna 유라 at 05.54 0 comments
NB : special this note, Onew yang akan bercerita :D
Hah.... Apa yang sebenarnya terjadi pada Yunri? Aku sama sekali tidak mengerti yang ia ucapkan barusan. Mengapa ia berkata bahwa dirinya yang menyebabkan orang tuanya meninggal?"Hyun Ae, apa yang sebernarnya terjadi?""Psst.. Tuan, kita bicarakan saja di luar. Kita biarkan nona beristirahat dahulu."Aku segera menuruti keinginannya agar ia menceritakan sesuatu kepadaku."Baiklah. Sekarang ceritakan padaku.""Delapan tahun yang lalu, nona dan tuan Kibum begitu akrab. Mereka sering sekali bermain bersama. Saya masih ingat saat itu nona sering mengatakan jika kelak ia ingin menikah dengan tuan Kibum. Sampai hari itu terjadi, saat nona pergi bersama dengan ayah dan ibunya untuk membeli hadiah ulang tahun untuk tuan Kibum. Ketika mereka berdua menyeberang jalan dan hendak menjemput nona kembali, tiba-tiba sebuah truk melintas dan menabrak orang tua nona. Nona yang shock dan tidak dapat mengedalikan diri. Hingga nona terjatuh pingsan dan tertidur selama tiga hari berturut-turut. Air mata terus mengalir saat ia tertidur sampai nona tersadar dan kehilangan semua ingatannya."Tidak. Aku tidak mengetahui hal ini sebelumnya. Yang aku tahu hanya orangtua mereka bertiga meninggal karena sebuah kecelakaan. Kenapa semua ini harus terjadi? Seakan aku tidak diberi kesempatan oleh Key agar Yunri dapat menyukai diriku."Kami bertiga yang mengetahui hal inipun merasa semakin sakit. Saat tuan Taemin dan Minho kehilangan kedua orangtuanya, mereka juga harus kehilangan seorang adik perempuan mereka. Mereka juga yang memutuskan untuk mengubur semua memori Yunri yang telah hilang, supaya Yunri tak tahu alasan sebenarnya kematian kedua orang tua mereka."Hyun Ae langsung menundukkan kepalanya dan tak berani untuk menatap wajahku."Mengapa? Mengapa mereka berdua melakukan itu?""Agar nona tidak merasakan sakit yang sama dengan mereka. Maaf, tuan, tapi saya harus permisi." Hyun Ae pergi dari hadapanku sambil tetap menundukkan wajahnya. Kurasa ia juga merasakan kesedihan yang mendalam.Ah, rasanya ini sungguh tak adil bagi Yunri. Tapi yang Minho dan Taemin lakukan mungkin sudah tepat. Rasanya memang Key lah yang seharusnya mendampingi Yunri, bukan diriku.Sebaiknya aku pun harus segera memberitahukan hal ini kepada yang lain jika Yunri telah pulih dari amnesia, terutama Key. Mungkin keadaan Yunri akan semakin membaik jika Key berada di sampingnya. Rasanya tidak cukup sekali aku harus merelakan gadis yang kusukai.
------------
Pagi ini, salju kembali turun. Begitu banyak dan menumpuk, membuatku malas untuk keluar dari rumah. Lebih baik jika aku mengurung diri di kamar sambil menyalakan penghangat ruangan dan televisi. Yunri, seorang gadis polos, yang kucoba untuk melupakan perasaanku padanya. Dirinya yang begitu optimis tentang masa depan, membuat diriku tertarik untuk mengenalinya lebih jauh. Kupikir saat Key meninggalkannya, aku dapat meraih Yunri agar dia selalu di sisiku. Tapi itu semua gagal. Walaupun aku tidak dapat meramal, tapi sekarang aku dapat merasakan sebuah benang merah yang terikat di antara mereka berdua. Satu yang tidak dapat kuubah dan oleh siapapun juga."Kakak...."Tunggu, bukankah itu suara Yunri? Aku harus segera turun dari kamar dan membukakan pintu untuknya."Yunri?""Kakak," kulihat dirinya yang tersenyum di antara salju-salju yang membeku."Masuklah. Di luar sini terasa begitu dingin.""Tidak apa-apa. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu saat ini.""Apa itu?" aku sama sekali tidak mengerti dengan maksud ucapannya, kuharap itu bukanlah sebuah kabar buruk untukku."Kak, terima kasih telah menjagaku selama ini. Tapi maafkan aku, aku tidak bisa...""Menemaniku," kulihat dirinya yang terkejut saat mendengar ucapanku barusan, namu kucoba untuk menenangkannya sambil tersenyum."Aku tahu kau tidak bisa mendampingi diriku. Lebih baik kau segera menemani Key saat ini."Akhirnya Yunri dapat tersenyum lega. Kulihat dirinya yang segera menyusul Key yang tadinya bersembunyi di balik pohon, setelah berpamitan denganku. Hah..... Walau wajahku tersenyum, namun sebenarnya hatiku menangis. Selamat tinggal, Yunri....


to be continued....

Rabu, 04 November 2009

[fanfic] My Losing Love [6]

Posted by vinna 유라 at 01.43 0 comments
NB : Mulai chapter ini, yang bercerita Yunri lagii :D


Sudah selang tiga hari yang lalu sejak aku diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Hari ini kak Onew mengajakku untuk sekedar berjalan-jalan di luar. Walaupun udara di luar sangat dingin dan salju menusuk seluruh permukaan kulit di sekujur tubuh, tapi itu tak menghalangi keinginanku untuk menghirup udara segar setelah lebih dari satu minggu aku terkurung dan terkekang di dalam sebuah kamar.
"Yunri, kau ingin pergi ke mana hari ini?" tanyanya sebelum kami beranjak pergi dari rumahku.
"Ke mana saja yang kakak inginkan."
Akhirnya kak Onew mengajakku ke pusat kota. Kami berjalan bersama. Selama ini, Onew lah yang selalu mendampingiku. Dirinya yang begitu baik hati membuat perasaanku sedikit tenang saat bersamanya. Sifatnya yang ceria selalu berusaha untuk menghiburku di kala sedih. Kurasakan auranya yang menginginkan diriku. Dan kucoba untuk menerimanya sambil melupakan Key. Di musim dingin ini, dia terus menggenggam tanganku selama perjalanan. Seolah dia tidak ingin pernah melepaskanku sedetik pun. Mungkin dia dapat penjadi pangeran yang dapat menjaga ku kelak kemudian hari. Dia seperti sebuah pelangi di antara salju yang begitu dingin ini.
Di sini begitu ramai dan padat. Dipenuhi dengan pejalan kaki yang tak hentinya berlalu lalang di kedua sisi jalan. Jalan raya tidak begitu banyak dilalui kendaraan, entah alasannya mengapa hal itu terjadi karena tidak seperti biasanya. Kami berjalan di salah satu sisi jalan, sambil melihat-lihat bermacam-macam pakaian hingga alat elektronik yang diletakkan di etalase.
"Yunri, kurasa tas ini cocok untukmu," ucapnya sambil menunjuk sebuah tas berwarna biru muda yang sangat lucu menurutku.
"Apa harganya tidak mahal?"
"Hmm... Sebaiknya kutanyakan dulu harganya ke dalam."
"Eh, kakak, aku menunggu di luar saja ya?"
"Mengapa?"
"Aku ingin menikmati suasana sebentar."
"Baiklah jika kamu yang memintanya."
Aku sengaja tidak ikut masuk ke dalam toko itu. Entah ada sesuatu yang memanggilku untuk tetap bertahan di sisi jalan ini. Kuamati orang-orang yang sedang berlalu lalang. Begitu ramai. Hingga kulihat sebagian kecil dari orang-orang itu yang hendak menyebrangi jalan sambil menunggu lampu lalu lintas untuk pejalan kaki menyala hijau. Setelah beberapa saat kemudian, tibalah saat mereka untuk menyeberangi jalan. Tidak begitu banyak yang berjalan menuju sisi lain jalan raya. Hingga detik-detik terakhir lampu hijau itu menyala, masih ada seorang laki-laki dan perempuan yang sedang menyebrang. Tidak, tiba-tiba sebuah truk melintas dengan sangat cepat dan tidak sadar akan keberadaan mereka berdua. Truk itu bagaikan kilat, tak ada seorang pun yang menyadarinya. Aku dapat menyaksikan dengan jelas darah kedua orang itu yang bercipratan di jalan raya. Sangat mengerikan, kepala ku tiba-tiba tercengkeram oleh sesuatu yang sangat keras, membuatku hampir tak sanggup bernapas, dan kedua kakiku tidak kuat untuk menopang tubuh ini. Aku tidak dapat sadarkan diri...

--------

"Yunri, apa kau sudah sadar?"
Baru saja aku membuka kedua mataku. Terasa begitu berat untuk membukanya. Kudapati ruangan tempat ku berada yang kembali berubah. Kamar? Ya, kamarku, tapi mengapa suasananya berbeda?
"Siapa namamu?" Kulihat seorang laki-laki yang sedang berada di sampingku.
"Ini aku, Onew. Apakah kau tidak ingat denganku?"
"Tidak. Aku tidak mengenalimu. Hyun Ae?"
Tiba-tiba Hyun Ae masuk ke dalam kamarku sambil membawa dua gelas air putih.
"Nona, apakah nona baik-baik saja?"
"Iya, apa yang terjadi pada ku?"
"Nona tiba-tiba jatuh pingsan saat bersama Onew. Dia segera mengantarkanmu kembali pulang."
Tiba-tiba aku melihat darah bercipratan yang menghantui pikiranku. Aku kembali tersadar kalau aku bukan anak-anak lagi. Tiba-tiba aku ingat jika baru saja pergi dengan kak Onew. Tak hanya itu, semua kenangan masa kecilku delapan tahun lalu juga terlihat dengan jelas. Ingatan tentang masa itu yang selama ini kosong kembali menghantuiku. Ingatanku kembali.
"Tidak, Hyun Ae, akulah yang menyebabkan ayah dan ibu meninggal bukan?!" air mataku jatuh begitu saja dengan sangat keras. Aku tidak sanggup menghadapi semua ini. Aku tidak pernah tahu jika diriku mengidap amnesia. Kenapa aku harus tersadar?
"Nona, tenanglah. Jangan menangis lagi. Itu semua adalah masa lalu," kulihat ia yang sedang berusaha untuk menenangkan diriku yang begitu panik.
"Yunri, tenangkan dirimu," kak Onew memberikan segelas air dan membantuku untuk meminumnya. Sedikit aku merasa tenang. Walau kecemasan itu masih menggelayuti perasaanku. Mataku kembali berat, hingga kuputuskan segera beristirahat dan melepaskan ketakutan itu sejenak.

----------

Delapan tahun silam...

Besok adalah hari ulang tahun Kibum. Aku akan membelikan sebuah tas untuknya bersama ayah dan ibu. Mereka sudah menyetujui keinginanku untuk membeli sebuah kado untuk Kibum.
"Ibu, tas ini bagus sekali. Kurasa ini cocok untuk Kibum."
"Iya," jawab ibu dengan sabar sambil menemaniku.
"Yunri, tunggulah di sini sambil melihat-lihat tas baru untuk sekolahmu. Ayah dan ibu akan mampir di toko seberang jalan itu."
"Baiklah, bu."
Sambil menunggu mereka berdua kembali datang, aku mencoba mengelilingi semua bagian toko ini sambil menentukan pilihanku. Hingga akhirnya aku menetukan sebuah tas berwarna biru untuk Kibum dan merah muda untuk ku. Sudah bosan melihat-lihat tas, aku memutuskan untuk menunggu mereka sambil menatap keramaian jalan di luar, berharap agar aku dapat segera menemukan mereka berdua yang sedang menuju ke sini. Lima menit, sepuluh menit, hingga akhirnya aku menemukan ayah dan ibu yang sedang menunggu lampu lalu lintas itu menyala hijau untuk pejalan kaki. Hingga saat lampu hijau menyala, mereka segera menyeberang. Tidak banyak orang saat itu. Tapi sebuah keanehan sedang kurasakan. Dengan sangat cepat, tiba-tiba sebuah truk yang cukup besar melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak mereka berdua. Saat itu juga aku menangis dengan keras. Aku segera keluar dari toko itu dan berusaha masuk di antara kerumunan orang yang hendak menonton mereka berdua. Hei! Sadarlah, mereka berdua bukan tontonan! Kalian tidak tahu betapa sedihnya diriku? Sampai aku berhasil keluar dari kerumunan orang-orang itu. Tidak, darah mereka bercipratan di jalan. Aku tidak kuasa untuk menyaksikannya, ketakutanku semakin menjadi-jadi. Aku tidak ingin kehilangan diri mereka. Saat itu juga aku tidak kuat menahan ini semua dan tiba-tibu duniaku berubah menjadi hitam....

*********

Saat terbangun, aku tersadar jika baru saja memimpikan kejadian delapan tahun yang lalu. Di mana kehidupanku benar-benar berbalik tiga ratus enam puluh derajat. Rasa lelahku cukup berkurang setelah tidur.
"Yunri, kau sudah bangun?"
"Key! Kau kembali?!" aku langsung memeluk dirinya yang sedang berada di sampingku. Tiba-tiba ia datang kembali padaku. Air mata ini tidak dapat kutahan lagi saat memeluknya.
"Yunri, tenanglah," ia melepas pelukanku dan menyandarkan diriku di bantal supaya aku lebih tenang. Tangannya masih menggenggam tanganku.
"Yunri, maafkan aku. Ingatanmu tentang delapan tahun yang lalu kembali lagi bukan?"
Kurasakan salah satu tangan lainnya yang mengusap air di pipiku.
"Kau tahu, aku meninggalkanmu beberapa waktu yang lalu karena aku tidak ingin kamu merasakan sakit seperti ini lagi karena kehilangan orangtuamu. Karena aku menyayangimu. Setelah kecelakaan orang tua mu, kau langsung pingsan. Di saat kau masih tidak tersadar, air mata terus mengalir di pipimu, hingga saat terbangun kau kehilangan semua ingatanmu. Aku tidak tega jika kamu harus kehilangan orang tuamu yang juga krena diriku."
"Tapi...," kata-kataku seolah habis. Aku tidak dapat mengatakan apapun lagi. Air mataku semakin berat dan kupeluk dirinya dengan erat untuk menenangkanku.
"Yunri, maafkan aku. Seandainya hari itu kau tak perlu pergi bersama ayah dan ibumu, pasti...," ia memelukku lebih erat lagi saat ini. Aku dapat merasakan sebuah ketenangan yang berbeda saat berada di sisinya.
"Aku telah menunggu dirimu selama delapan tahun saat kamu mengidap amnesia. Sudah kucoba untuk melupakan bayang-bayang dirimu. Tapi itu semua sia-sia. Tapi saat denganmu lah aku bisa merasa nyaman."
Aku begitu terkejut dengan ucapannya barusan. Aku tidak menyangka jika ia telah menungguku selama. Kini aku sudah mendapat jawaban mengapa selama ini dia bersifat dingin dan tiba-tiba meninggalkanku begitu saja.
"Kibum.."
"Ya?"
"Jangan pergi, kumohon. Tetaplah di sampingku."
"Baiklah."
"Janji? Kau tidak akan pergi?"
"Aku berjanji untukmu," masih menggenggam tanganku, ia memberikan sebuah kecupan di dahiku. Bagaikan obat penenang yang dapat membuatku kecanduan.
"Bagaimana kau bisa datang ke sini?"
Ketenangan yang sudah lama kunantikan setelah sejak lama perasaan takut dan khawatir menggelayuti pikiranku.
"Onew-hyung lah yang memberitahu,"t angannya masih bermain-main membelai wajahku.
"Di mana ia sekarang?"
"Di ruang tamu bersama kakakmu, Jonghyun, dan Hyun Ae."
Kak Onew. Dialah yang selalu mengkhawatirkanku selama Key tidak di sisiku. Aku tidak ingin untuk menyakitinya, tapi sudah kutetapkan hatiku untuk Key. Namun kucoba untuk tidak mengkhawatirkan dia saat ini dulu, karena aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama Key saat ini.

to be continued...

[fanfi] My Losing Love [5]

Posted by vinna 유라 at 01.40 0 comments
NB : spesial chapter ini, ceritanya menurut sudut pandang key... :D alias key yang sedang bercerita

Ah, sebuah pertanda buruk memulai pagiku hari ini, di mana aku sudah berpacaran dengan Yunri selama enam bulan lamanya. Secara tidak sengaja, ibu menumpahkan gelasnya di handphoneku saat waktu sudah mendekati kencan yang kujanjikan dengan Yunri. Hingga akupun datang terlambat dan membuat gadisku menunggu. Aku berlari secepat mungkin yang aku mampu saat itu. Hingga aku memanggil namanya sambil mengatur nafasku kembali normal. Sekilas aku melihat raut wajahnya yang kesal namun sekarang ia mencoba menenangkan diriku. Tak ingin membuatnya menunggu lagi, aku segera mengajaknya untuk pergi ke taman bermain. Hari ini aku akan membuatnya senang seharian penuh. Agar ia juga mengenang kenangan manis akan pertemuan kami selama ini sebelum aku pergi meninggalkannya. Satu-satunya hal terberat yang harus kuhadapi saat ini. Ingin aku menghindar, namun aku harus rela untuk melepaskan dirinya nanti, atau semuanya akan terlambat. Karena aku bukanlah laki-laki yang pantas untuk bersamanya. Kelak ia akan semakin terluka jika mengetahui kenyataan yang ada.
Aku mengajaknya untuk bermain hampir di seluruh wahana yang tersedia di taman bermain. Tawa dan raut bahagianya selalu menyemangatiku dalam menghadapi tantangan hidup.
Setelah puas bermain, aku mengajaknya untuk makan siang. Selesai makan siang, aku kembali mengajaknya untuk berjalan-jalan sambil melihat handphone-handphone baru. Kugandeng tangannya selama yang aku mampu. Hingga tidak terasa dewi malam telah menampakkan dirinya di luar sana.
"Yunri, apakah kau senang hari ini?" kucoba menanyakan hal ini sebelum semuanya akan berakhir.
"Tentu saja senang, apa kamu tidak senang hari ini?"
"Tidak mungkin jika aku berkata tidak."
Senyum di bibirnya membuat hatiku semakin perih. Aku sudah tidak kuat lagi untuk menahannya. Kuraih kembali lengannya dengan erat, sebelum ia pergi dariku kali ini. Kukumpulkan semua keberanian yang aku punya. Perlahan, ku dekati wajahnya. Nafasnya terasa begitu hangat di antara dinginnya angin malam yang menghembus. Tapi itu tak menghalangi niatku untuk memberinya sebuah ciuman perpisahan. Bibirnya yang begitu lembut dan sedikit lembab hendak meracuni tubuhku dengan kekuatan cintanya. Saat kulepas bibirku, tiba-tiba air mata jatuh membasahi pipinya. Seolah-olah ia telah mengetahui hal buruk yang akan terjadi pada dirinya dan juga diriku. Kucoba untuk menghapus air matanya sebelum mengalir lebih deras lagi. Aku tidak ingin mengucapkan hal ini. Tapi sekali lagi, aku harus segera melakukannya atau kata terlambat itu tiba.
"Yunri, maafkan aku. Aku akan selalu mencintaimu dan kau akan selalu ada di hatiku sampai kapanpun. Namun saat ini aku harus pergi meninggalkanmu. Rasanya bukan diriku yang pantas berada di sampingmu saat ini. Maafkan aku, i will always loves you."
Aku tidak berani untuk menatap wajahnya lagi. Perlahan langkahku berjalan mundur hingga aku berusaha lari secepat mungkin. Aku sangat ingin memeluknya sekali lagi, namun aku tidak bisa. Inginku berlari sejauh mungkin, di mana bumi ini dapat menenggalmkanku. Sampai tidak terasa jika aku sudah berlari hingga sebuah taman. Kuamati sekelilingku. Sepi, tidak begitu banyak orang. Tapi tiba-tiba aku menemukan sosok yang tidak asing lagi bagiku. Jonghyun, seorang sahabat yang kukenal sejak beberapa tahun silam. Ia sedang duduk di bangku taman sambil bercakap dengan seorang perempuan. Tampak obrolan mereka yang serius. Sebenarnya aku tak ingin mengganggu suasana mereka berdua, hingga kuputuskan untuk tetap menunggu Jonghyun sambil terus menatapnya dari kejauhan, berharap ia segera menyadari keberadaanku. Hingga sepuluh menit aku menunggu, akhirnya ia menolehkan kepalanya kepadaku.
"Key, kemarilah," panggilnya padaku. Aku berjalan menuju arahnya, sementara gadis itu melangkah pergi sambil tersenyum melepas genggaman Jonghyun.
"Apakah aku tidak mengganggu kalian?"
"Tidak, tidak apa-apa. Minhyo akan segera mengerti tentang persahabatan kita."
"Baiklah."
"Apa yang ingin kau bicarakan saat ini? Wajahmu terlihat begitu pucat. Apakah ada sesuatu yang salah pada dirimu sekarang?"
Aku terdiam sejenak. Sulit untuk mengatakannya karena aku belum siap menghadapi ini.
"Aku pergi meninggalkan Yunri." Mataku terasa begitu berat. Air mata terasa ingin tumpah tapi aku berusaha untuk menahannya.
"Apa yang sedang kau pikirkan Key? Mengapa kau tinggalkan dirinya begitu saja? Kau tidak ingat, berapa lama kamu menunggu dirinya kembali padamu? Delapan tahun! Kau tahu, delapan tahun bukanlah waktu yang singkat bagiku dan bagi semua orang," aku mendengar dengan jelas kalimat-kalimat kesalnya. Tentu saja ia ikut merasakan kekecewaan atas kesedihanku ini.
"Kau tidak tahu bukan, penyebab kematian kedua orangtua Yunri?"
"Karena kecelakaan?" jawabnya begitu singkat.
"Apakah kau tahu penyebab sebenarnya?"
Jonghyun sama sekali tidak menjawab sepatah katapun dan memalingkan wajahnya dari hadapanku.
"Kau tahu delapan tahun yang lalu, saat Yunri hendak membelikan hadiah ulang tahun untukku. Ayah dan ibunya yang sedang berada di sisi lain jalan raya, tepat di seberang Yunri. Saat mereka berdua akan menyusul Yunri dan menyeberangi jalan, tiba-tiba sebuah truk melintas dengan cepat dan menabrak kedua orangtuanya. Yunri menyaksikan jelas kecelakaan itu dengan kedua matanya. Saat itu juga, ia jatuh pingsan karena dirinya belum siap menghadapi kenyataan. Tapi kau tahu, saat ia tersadar, ia telah kehilangan semua ingatannya." Kenangan masa lalu yang sebenarnya ingin aku kubur dalam-dalam.
"Termasuk ingatannya saat bersamamu?"
"Iya. Amnesia. Hingga saat ini Yunri tak tahu jika dirinya menderita amnesia. Taemin dan Minho sengaja melakukan hal ini agar Yunri tidak merasakan sakit yang sama. Seandainya Yunri tidak perlu membelikanku hadiah saat itu, mungkin ia tak perlu kehilangan kedua orangtuanya.."
Jonghyun lantas hanya terdiam dan menepuk pundakku. Kurasa sebagai sahabat yang baik ia pasti dapat memahami kesedihan yang telah kupendam selama delapan tahun ini. Aku dapat mengingat dengan jelas tawa dan senyumnya saat masih kecil. Dialah yang selalu memberiku semangat ketika teman-teman sekelas membuat hatiku jengkel. Yunri juga yang tak pernah lupa memberiku tepuk tangan dan pujian tiap aku menyanyikan sebuah lagu. Kucoba untuk membuka kembali lembar-lembar ingatan yang masih tersisa saat pertemuan terakhir kami.

-----------------

Delapan tahun silam. Seakan sudah menjadi takdirku untuk bertemu dengan seorang anak perempuan yang masih begitu polos. Aku menemuinya di lapangan bermain dekat rumahku, yang ternyata dia juga mempunya kedua orang kakak yang salah satu di antaranya sebaya denganku. Namun aku hanya ingin mendekati si bungsu. Hingga ku beranikan diri untuk menegur sapa dirinya yang sedang bermain ayunan.
"Hai," tampaknya dia begitu terkejut dan sedikit ketakutan.
"Bolehkah kita berkenalan?" kujulurkan tangan kananku untuk mengajaknya berjabat tangan, sedangkan tangan kiri ku masih membawa sebuah bola.
"Ehm, Lee Yunri," ucapnya dengan sedikit malu-malu.
"Kim Kibum. Hei, maukah jika aku membantumu mendorong ayunan ini?"
"Boleh," seketika itu juga wajahnya berubah menjadi lebih cerah. Kami tertawa bersama dan merasa senang. Dan kami berjanji agar selalu bermain bersama. Sifatnya yang ceria dan ramah seakan mengubah warna hidupku. Dia selalu mencoba menghiburku dengan menggambarkan karakter-karakter yang unik. Hingga suatu saat, untuk pertama kalinya aku ingin menunjukka kemampuanyang sudah lama kusembunyikan dari semua orang termasuk anggota keluargaku. Menyanyi, kucoba menyanyikan sebuah lagu untuknya dan saat lagu itu selesai, kutunggu tanggapannya tentang nyanyian pertamaku itu.
"Wah, suara yang sangat indah! Aku sangat menyukainya!"
Aku tidak berpikir sebelumnya jika Yunri akan langsung menyukai nyanyianku.
"Benarkah? Apa kau tidak berbohong padaku?"
"Iya, aku sama sekali tidak bohong. Kalau sudah besar, kamu harus menjadi penyanyi terkenal."
"Kenapa?"
"Supaya semua orang tahu suaramu yang merdu itu."
"Kalau aku mempunyai cita-cita yang lain?"
"Kamu tetap harus menjadi penyanyi," ucapnya dengan sedikit keras.
"Baiklah-baiklah, aku akan menadi penyanyi. Tapi beritahu dulu apa cita-citamu padaku."
Sejenak, dia berpikir untuk menjawab pertanyaanku barusan.
"Mungkin aku ingin menjadi istri Kibum," ia menatap wajahku dengan senyum yang paling manis yang pernah kulihat. Membuat perasaan senangku semakin campur aduk.
"Tetapi, kalau aku menjadi suami Yunri, apakah aku masih bisa menjadi seorang penyanyi?"
"Tentu saja bisa."
Dia memang benar-benar menginginkanku untuk menjadi penyanyi. Dan mulai detik itulah aku memutuskan untuk menjadi penyanyi saat dewasa kelak.
"Kibum.."
"Ya?"
"Sebentar lagi kamu ingin kado ulang tahun apa?"
"Sebenarnya bukan barang yang mahal, tapi aku benar-benar menginginkan tas baru untuk sekolah."
"Baiklah."
"Ada apa?"
"Aku akan membelikan tas baru untuk ulang tahunmu nanti."
Aku begitu menyukai sifatnya yang polos. Senyumnya selalu menghibur di kala perasaanku sedang kacau.

to be continued...

[fanfic] My Losing Love [4]

Posted by vinna 유라 at 01.39 0 comments
Hari ini, tepat enam bulan kami berpacaran. Sudah banyak kenangan manis yang kami ukir bersama. Bercanda tawa, bertukar pikiran, hingga meluapakan kesedihan kami masing-masing. Yang hanya dapat kuharapkan saat ini, dia memang benar-benar akan selalu di sisiku untuk selamanya. Saat ini aku sedang menunggu dirinya yang tak kunjung datang juga. Kami janji untuk bertemu di stasiun ini sebelum pergi kencan ke taman bermain.
"Yunri," nafasnya begitu tersenggal-senggal saat memanggil namaku.
"Maafkan aku. Tiba-tiba handphone ku tersiram air dan tidak dapat dinyalakan."
Aku mencoba menenangkan dirinya yang begitu panik.
"Benarkah? Bagaimana kalau kita memperbaiki handphone mu sekarang? Kencan ini dapat kita tunda besok."
"Tidak apa-apa. Memang sudah waktunya untuk handphone yang baru. Ayo, kamu pasti sudah tidak sabar untuk segera membeli permen kapas."
senyumnya membuat hatiku lega. Seolah-olah tidak terjadi apapun sebelumnya. Akupun kembali melempar senyumnya.
Roller coaster, boom boom car, kursi layang, biang lala, hingga rumah hantu sudah kami coba berdua hari ini. Walau sebenarnya aku takut, tapi saat di sampingnya, rasa takutku berubah menjadi sebuah keberanian yang besar untuk mencoba hal baru. Salah satu hal yang membuatku selalu nyaman bersama dirinya. Sore harinya, kami berjalan di sebuah mall sambil melihat-lihat handphone baru untuk Key. Tak lupa kami mengunjungi toko buku dan toko pakaian. Sungguh hari yang sangat menyenangkan untukku. Kami makan di sebuah restoran sebelum Key mengantarkanku pulang. Hingga tiba saatnya kami harus berpisah hari itu.
"Yunri, apakah kau senang hari ini?"
"Tentu saja senang, apa kamu tidak senang hari ini?"
"Tidak mungkin jika aku berkata tidak," lantas kami tersenyum bersama. Saat aku hendak memutar tubuhku dan berjalan pulang, tiba-tiba ia menarik tanganku dengan kuat. Dia menatapku dengan serius. Matanya kembali menjadi sayu seakan menahan kesedihan yang begitu mendalam. Seperti keajaiban. Dalam sekejap warna dunia seperti berubah sepenuhnya. Dia mencium bibirku. Tubuhku seakan kaku dan tak dat digerakkan. Key sudah menggunakan sihir. Air mataku tiba-tiba jatuh mengalir saat ia melepas kecupannya. Aku pun dapat merasakan tangannya yang langsung mengusap air mataku.
"Yunri, maafkan aku, aku akan selalu mencintaimu dan kau akan selalu ada di hatiku sampai kapanpun. Namun saat ini aku harus pergi meninggalkanmu. Rasanya bukan diriku yang pantas berada di sampingmu saat ini. Maafkan aku, i will always loves you."
Kalimat-kalimat terakhir yang diucapkannya. Mengiang-ngiang begitu keras di kepalaku sehingga terasa ingin pecah. Air mata yang sudah tidak dapat kubendung lagi melepas kepergiannya. Mengapa? Mengapa ia harus pergi secepat ini? Mengapa ia mengatakan itu? Aku sama sekali tidak merasa bahwa ia melakukan sebuah kesalahan pada diriku. Tidak, aku tidak dapat menghentikan tangisanku. Hingga tanpa ku sadari ada seseorang yang berbaik hati dan memberikan pelukannya sebagai tempat meluapkan kesedihanku. Dia bukan Key, satu hala yang dapat kupastikan saat ini. Cukup lama air mataku mengalir deras. Sampai air mataku terasa habis dan nafasku yang semakin terisak, ia masih setia memelukku. Hingga ia mengatarkanku sampai di depan pintu rumah.
“Cepatlah masuk dan istirahat. Jangan menangis lagi,” saat itu aku baru mengangkat kepalaku dan menatap wajahnya.
“Kak Onew? Maaf telah merepotkanmu. Terima kasih telah mengantarkanku sampai di sini,” aku pun segera menghapus air mata yang mulai mongering di pipi ku.
“Tak perlu merasa sungkan. Aku akan selalu ada setiap saat kapanpun kamu membutuhkan pertolongan.”
“Terima kasih,” aku segera masuk ke dalam rumah dan beristirahat di kamar. Terlalu berat untukku jika harus masih membuka kedua mataku saat ini. Aku sudah tidak sanngup lagi menerima kenyataan yang ada.


Jam. Hal pertama yang aku lihat saat pertama kali membuka mataku. Waktu menunjukkan pukul 08.15. tapi mengapa kamarku berbeda saat ini? Tepat di sebelah kanan ku terdapat sebuah jendela yang cukup besar. Sehingga aku dapat melihat rimbunan pohon yang masih dibasahi tangisan langit. Tidak kusangka kak Onew sedang duduk dan tertidur di samping kiriku. Ingin aku membelai rambutnya, namun aku baru tersadara jika sebuah jarum infuse sedang menancap di tangan kiriku. Perih, seperih hatiku saat ini. Namun bukan karena perasaanku yang terluka ini sehingga aku harus diopnmae bukan. Kesehatanku tiba-tiba kembali memburuk saat ia meninggalkanku. Nyeri yang luar biasa menyerang perutku hingga aku terjatuh pingsan saat menjalani ekgiatan sekolah. Tapi aku tidak tahu jika merekan akan membawaku ke rumah sakit. Satu hal yang menandakan bahwa penyakitku tidak main-main lagi.
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang sedang terbuka. Munkin seorang perawat atau dokter yang hendak memriksaku. Namun dugaanku ternyata salah, kak Taemin yang baru saja masuk.
“Yunri, apakah kau sudah bangun?” tanyanya pada ku
“Psst….,” aku tak ingin suaranya akan membangunkan kak Onew yang sedang terlelap. Tapi nyatanya aku sudah terlambat. Dia telah terbangun dari tidurnya.
“Ah, Yunri, maafkan aku. Aku tidak sengaja tertidur. Aku sudah sangat mengantuk semalam.”
“Ah, tidak apa-apa,” tampaknya ia terus terjaga sepanjam malam tadi. Aku dapat melihat raut wajahnya yang begitu kelelahan, membuatku tak tega untuk tetap membiarkannya.
“Kak Taemin, apakah kak Minho juga ada di sini?”
“Ah, dia masih membereskan kelengkapan administrasi di bawah. Hyun Ae sedang di rumah dan segera menuju ke sini untuk membawa keperluan-keperluanmu.”
“Kak, apakah penyakitku begitu parah?”
Hatiku begitu cemas, takut jika sesuatu yang buruk akan kembali terjadi pada ku.
“Tidak,” kak Onew menjawab pertanyaan ku, “Dokter bilang jika kamu menderita usus buntu. Jika tidak segera dioperasi akan berakibat fatal untuk tubuhmu.”
“Ya, dan kamu baru saja menjalani operasi itu,” sahut kak Taemin sambil mengupas kulit pisang yang diambilnya di meja dekat tempatnya berada.
“Operasi? Separah itu kaha? Kenapa aku sama sekali tidak menyadarinya selama ini?” aku begitu terkejut saat mengetahui diriku telah menjalani operasi.
“Ya, dokter bilang penyakitmu memang jarang kambuh karena sudah sejak kamu mengidapnya.”
Apa yang dikatakan kan Taemin memang benar. Sudah lama penyakit ini bersarang di tubuhku. Tapi aku tak pernah membayangkan jika akan akan begini jadinya.
“Setidaknya tiga hari lagi kamu sudah bias keluar dari rumah sakit,” sekejap ucapan kak Onew membuatku hatiku lega untuk sementara waktu.
“Bagaimana dengan pekerjaan kalian? Apakah aku tidak mengganggu pekerjaan kalian?”
“Jangan pikirkan hal itu,” ucap Taemin sembari membuang kulit pisangnya ke tong sampah.
”Yunri,” aku pun menoleh pada kak Onew yang hendak berbicara denganku. “Kami sudah meminta izin pada produser untuk mengurang kegiatan panggung kami agar kami dapat selalu berjaga-jaga jika terjadi sesuatu padamu,” ia pun menggenggam tangan ku dengan erat.
“Key…..” sebuah kata yang tiba-tiba meluncur dari lidahku. Walaupun berat, tapi aku tidak dapat menahan perasaanku lagi. Kudapati raut wajah mereka berdua yang seketika berubah menjadi mendung, sama dengan awan di luar sana. Taemin bersikap seolah-olah tidak ingin mendengar hal ini. Ia langsung memalingkan wajahnya ke hadapan jendela. Aku berusaha menatap kedua mata Onew dengan serius, berharap ia segera memberitahuku tentang hal ini, namu ia juga memalingkan wajahnya dari hadapanku.
“Aku tidak mengetahui keberadaannya sekarang. Tiba-tiba ia terasa menjauh dari kami berempat, sehingga tak satupun dari kami yang mengerti isi hatinya,” hanya itu yang diceritakannya padaku. Dan tak lama kemudian, kak Minho datang bersama kak Jonghyun.


to be continued….

[fanfic] My Losing Love [3]

Posted by vinna 유라 at 01.35 0 comments
Kegiatan sekolah hari ini membuatku sangat suntuk. Ulangan dan tugas-tugas yang menumpuk ingin segera kubuang sejauh mungkin di kutub utara. Sudah hampir dua jam aku duduk terpaku di balik meja belajar. Handphone yang kuletakkan di dekat kotak pensil sama sekali tidak bernyanyi.

You got the wrong number, you got the wrong number, i'm sorry you got the wrong number so don't call me no more...

Handphone yang tiba-tiba berbunyi seketika membuatku kembali bersemangat. Apalagi setelah melihat bahwa Key yang sedang menungguku untuk mengangkat telpon ini.
"Yoboseyo.."
"Yunri?"
"Iya. Key, ada apa?"
"Tidak, tidak ada apa-apa. Apakah aku mengganggumu saat ini?"
"Tidak, tidak," aku tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga ini untuk sekedar bercakap-cakap dengan dirinya.
"Apakah kamu sedang di rumah?"
"Ya, tentu saja," aku sedikit keheranan dengan maksud pertanyaannya ini.
"Lihatlah ke depan pintu rumahmu.."
"Ok.."
Sambil tetap menggenggam handphone, senyuman tiba-tiba menghampiri wajahku.
"Key!" seketika juga aku mematikan sambungan telepon darinya. Tidak kusangka dia sudah melambaikan tangannya dari luar pagar. Entah apa yang sedang ada di pikiranku saat itu sehingga tubuhku bergerak sendiri dan memeluk tubuhnya yang berada di hadapanku. Kuharap ia tak keberatan dengan pelukanku. Lagi-lagi senyumannya membuat hatiku tenang. Kugenggam tanggannya dan mengajaknya untuk segera masuk ke dalam rumah.
"Tunggulah di sini," aku memintanya untuk duduk sebentar di sofa dan bergegas menuju ke kamar.
"Ah, baiklah.."
Tak sampai lima menit, aku kembali ke tempat Key menunggu yaitu di ruang tengah. Sambil membawa semua tugas-tugas yang belum selesai aku kerjakan. Ah, tidak dapat dipungkiri lagi jika Key langsung menatap ku penuh keheranan. Sedangksn aku tetap tersenyum dengan penuh keyakinan.
"Ah, Yunri, akan kau apakan semua bukumu ini?" tanyanya dengan sedikit nada ketakutan.
"Key, mohon bantuannya untuk mengerjakan tugas-tugas dari sekolahku," kuharap dirinya tidak marah setelah menyatakan perasaanku dan menunggunya yang terdiam sejenak.
"Ya, baiklah jika kamu yang memintanya."
Untunglah dia bersedia membantuku. Sebagai ucapan terima kasih, aku meminta Hyun Ae untuk segera menyiapkan makan siang untuknya. Tampaknya kak Taemin dan kak Minho sedang asyik bermain nintendo wii di kamar mereka.
"Baiklah, mana yang tidak bisa?" dirinya semakin merapat dan duduk tepat di sampingku sehingga aku dapat mendengar debaran jantungku yang kembali berkontraksi. Kutunjuk beberapa soal pelajaran yang memang membuatku mati rasa.
"Hei, semua coretan-coretan gambar ini apakah kamu yang membuatnya?"
"Uh? Tentu saja, apakah ada yang salah?"
"Tidak, justru aku sangat menyukainya. Sebaiknya kelak kau menjadi seorang pelukis atau seorang designer."
"Ah, benarkah?"
"Ya, begitulah. Apakah aku harus membohongimu?"
"Tentu saja tidak perlu," kami pun tertawa bersama. Tiba-tiba pertanyaan yang sudah lama ingin kuungkapkan kembali terlintas di benakku.
"Key, mengapa kamu memilih untuk menjadi penyanyi saat ini?"
"Karena seseorang yang sangat penting untukku saat aku masih kecil. Ia sangat ingin kelak aku menjadi seorang penyanyi terkenal saat dewasa."
"Apakah dia masih ada sekarang? Bisakah aku bertemu dengannya?"
"Tidak, dia sudah tidak ada lagi. Ia pergi ke suatu tempat yang jauh yang tidak dapat kita kunjungi delapan tahun yang lalu."
Wajahnya yang tadinya masih cerah seketika berubah menjadi sedikit mendung. Rasanya aku telah mengganggu kehidupan di masa lalunya.
"Maafkan aku telah mengatakan yang tidak-tidak," ucapku dengan nada menyesal.
"Tidak apa-apa," perasaanku kembali tenang saat itu juga, "tetapi..."
"Tetapi apa?" tanyaku penasaran pada dirinya.
"Asalkan kau selalu di sampingku saat ini. Dan kau akan menjadikanku orang yang penting bagimu. Maukah kau menjadi orang yang selalu ada di hatiku? Karena aku mencintaimu," ucapannya begitu serius seolah-olah membuat duniaku berhenti berputar. Senang? Tentu saja, gadis mana di bumi ini yang tidak senang jika pangerannya berkata seperti itu kepada sang tuan putri.
"Tapi..."
"Tapi apa?" tanyanya dengan penuh rasa ingin tahu.
"Kau harus selalu tersenyum untukku, janji?"
"Baiklah, aku akan berjanji," kemudia ia memberi senyumannya untukku sebagai tanda bahwa ia akan menepati janjinya padaku.
Hanya satu yang aku harapkan dari dirinya, dia akan selau tersenyum saat berada di sampingku seperti saat ini.
Tidak terasa sudah saatnya ia kembali pulang. Tangannya masih menggandeng tanganku dengan erat hingga di luar pagar. Matanya yang sayu membuat hatiku terenyuh.
"Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk selalu bersamamu." Belum sempat aku menjawab ucapannya, namun ia sudah mencium dahiku dan kembali tersenyum. Kecupannya bagaikan sebuah listrik yang begitu kuat mengalir di sekujur tubuhku. Begitu kuatnya sehingga aku tidak dapat menghitungnya dengan rumus fisika manapun. Hingga aku merasa tidak sanggup jika harus melepas kepergiannya hari itu.


to be continued......

[fanfic] My Losing Love [2]

Posted by vinna 유라 at 01.33 0 comments
Sudah selang dua bulan sejak kejadian itu, di mana aku berkenalan dengan personel SHINee selain kedua kakakku. Saat ini aku dan kak Onew berjanji untuk bertemu di sebuah cafe. Ya, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan padanya. Sudah sekitar lima menit aku menunggu kedatangannya. Hingga hampir sepuluh menit ia baru tiba dan langsung menyapaku.
Kami memesan sepiring spaghetti dan tuna sandwich untuk kak Onew. Tidak lupa segelas coca-cola dan melon juice untuk melepas kehausan akibat sinar terik matahari yang begitu menyengat siang itu.
"Yunri, kau bilang ingin menceritakan sesuatu padaku hari ini?"
"Ya, memang benar."
"Apa yang ingin kau bicarakan sekarang? Ceritakanlah saja padaku," tampaknya ia sudah tidak sabar lagi menunggu ceritaku.
"Tapi jangan ceritakan ini kepada siapapun juga termasuk kedua kakakku."
"Tentu saja. Ayo, cepat ceritakan padaku."
"Kak, entahlah. Selama ini perasaanku terus bergejolak. Rasanya aku mulai menyukai Key, walaupun terkadang sifatnya berubah menjadi dingin dan begitu jauh. Tapi saat aku berbicara dengannya, terasa ada sesuatu yang beda dalam dirinya."
Baru kali ini, Onew membuang nafasnya di hadapanku sambil tersenyum kecil.
"Kukira kau sudah memiliki pacar lain."
Aku sedikit kebingungan mendengar tanggapannya. Kemudian ia menggenggam kedua tanganku dengan kedua tangannya pula.
"Jika kau benar-benar menyukainya, kau harus berusaha untuk mencuri hatinya. Memang benar jika terkadang sifatnya berubah menjadi aneh, tapi mungkin ia memiliki masalah pribadi yang sedang ia hadapi. Yang terpenting saat kau sudah bersamanya, kau tidak boleh menangis karena dirinya," raut wajahnya pun kembali bersinar.
"Ah, yang dikatakan kakak memang tepat. Kak, sebenarnya aku mengajaknya untuk kencan nanti malam," seketika itu juga aku bisa merasakan aliran darah yang memuncak di wajahku.
"Benarkah? Wah, baguslah kalau begitu."
"Memang sangat bagus!" jawabku tak ingin kalah.
Kami berduapun tertawa sekeras-kerasnya. Seakan cafe hari ini hanya milik kami berdua sehingga tidak terasa seorang pelayan mengantarkan makanan yang sudah kami pesan sebelumnya.

------

Ah.. Rasanya sungguh menyenangkan makan siang bersama kak Onew. Seakan kecemasanku telah ditarik dengan magnet yang ada pada dirinya. Tidak terasa pula jarum pendek telah menunjukkan angka 4. Waktunya untuk segera mandi. Tunggu! Lebih baik aku mencoba untuk mengirimkan Key sebuah pesan singkat untuk menanyakan rencana kencan kami nanti malam.
Satu menit, dua menit, hingga lima menit kemudia dia menjawab pesan singkatku.

Ah, tentu saja. Jam 6 nanti aku akan menunggumu di toko mainan ripleys :) jangan sampai terlambat..

Yes! Debaran hatiku yang begitu keras rasanya tak dapat kuhentikan. Ingin rasanya untuk meluapkan kebahagiaan ini dengan berteriak sekeras-kerasnya. Akupun bergegas untuk segera mandi saat ini. Tak sabar untuk segera pergi kencan dengan cinta pertamaku.

-------

Pukul 17.40. Masih kurang 20 menit dari pukul 18.00. Tapi aku memang sengaja untuk datang lebih awal. Tak satupun dari Kak Minho, kak Taemin, ataupun Hyun Ae yang mengetahui jika aku pergi untuk kencan. Aku hanya berkata jika akan bepergian dengan teman-teman perempuanku. Aku hanya tidak ingin membuat mereka cema karena aku akan kencan dengan seorang laki-laki yang aku sukai untuk pertama kalinya.
17.55. Secara tidak sengaja, aku melihat sesosok pemuda yang berjalan ke arahku. Postur tubuhnya seperti orang yang sudah kukenal selama ini. Ia semakin mendekat. Hingga akhirnya dia menyapaku terlebih dahulu.
"Yunri.."
"Sunbae."
Ah, tidak! Jantungku seakan ingin lepas. Debaran yang begitu keras semakin kencang dan tidak dapat berhenti. Senyumnya yang lebih manis dari permen lollipop pun membuatku seolah melayang dan menjadi gadis yang paling beruntung detik ini.
"Baiklah, kali ini kita akan pergi ke mana?"
"Terserah sunbae saja."
"Ah, jangan menggilku dengan kata sunbae. Key saja sudah cukup."
Ah, sesaat aku tersipu malu. Namun aku sadar mungkin dia ingin agar aku lebih akrab dengannya.
"Key," kucoba untuk mengatakannya saat itu.
"Yup, tepat sekali."
lagi-lagi ia memberikan senyumannya untukku. Oh Tuhan! Mengapa ciptaan-Mu yang satu ini benar-benar mampu membunuhku dalam hitungan detik ke depan? Hei, adakah seseorang yang sedang menarik tanganku sekarang? Tidak, Key lah yang sedang menggandeng tangan ku saat ini.
"Eh, Key," ucapku dengan sedikit nada malu-malu. "Kita akan pergi ke mana?"
"Kita akan menikmati suasana di sepanjang jalan ini sambil jalan kaki," tawanya yang begitu hangat membuat diriku semakin jatuh cinta kepada dirinya. Bagaikan mentari yang menerangi bumi di pagi hari. Sesekali, ia menunduk dan matanya berubah menjadi sayu. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
Malam itu kami bermain, membeli es krim, hingga mengunjungi toko pakaian untuk melihat-lihat pakaian model terbaru. Beanr-benar kencan pertama yang akan kulupakan seumur hidupku. Walaupun masing-masing dari kami belum ada yang mengutarakan perasaan yang sesungguhnya, namun aku dapat melihat dengan jelas bahwa Key memiliki perasaan yang sama denganku.
"Ini, cokelat hangat," ia memberikan secangkir cokelat hangat, sehangat genggaman tangannya tadi, sambil duduk di sebuah bangku taman.
"Yunri."
"Uhm?" cokelat hangat yang diberikannya terasa melebur di seluruh sisi mulutlu.
"Tetaplah berada di sampingku."
Kata-katanya spontan membuatku terkejut. Kedua matanya kembali menjadi sayu, senyumnya tiba-tiba menghilang begitu saja saat ia menatap kedua mataku dengan sugguh-sungguh.
"Jangan pernah lepas dari genggaman tanganku," pernyataan yang membuat hatiku senang sekaligus terkejut. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya jika dia akab berkata seperti itu secepat ini.
"Mengapa kau berkata begitu?" tanyaku padanya.
"Aku hanya ingin berada di sampingmu. Apakah kau keberatan?"
"Tidak, aku hanya ingin bertanya apa alasanmu ingin berada di sampingku."
"Karena aku menyukaimu," jawabnya dengan singkat dan lugas. Bibirku seakan terkatup rapat. Aku tidak menyangka jika dialah yang akan mengatakan hal ini terlebih dahulu. Senyum kembali menghiasi wajahnya ketika aku meraih tangannya.

------

"Terima kasih telah menemaniku amalam ini," suaranya terdengar merendah.
"Ah, tidak perlu dipikirkan. Aku juga merasa sangat senang." Aku dapat merasakan telapak tangannya yang membelai rambutku. Melihat senyumnya, membuatku untuk ingin tersenyum pula.
"Cepatlah masuk ke dalam rumah. Angin berhembus semakin kencang. Tidak baik untuk kesehatan. Besok kau masih harus sekolah bukan?"
"Iya. Baiklah, jaga dirimu baik-baik ya," pintaku pada Key. Key terus menarapku dari luar pagar hingga aku masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Sebelum melihat Key untuk terakhir kalinya hari ini, aku menyempatkan untuk melambaikan tangan untuk dirinya yang masih setia menungguku. Senyumannya kembali menenangkan perasaanku.
"Taeminnie..."
"Yunri! Dari mana saja kau? Kau membuatku cemas daritadi," ucap kak Taemin dengan nada kesal.
"Maafkan aku."
"Hah, tidak perlu dipikirkan lagi. Yang penting kau sudah pulang dengan selamat."
"Kak..," ekspresi wajahnya menggambarkan ia sedikit marah dengan kehadiranku.
"Ada apa?" ia menjawab dengan ketus, membuatku merasa aemakin bersalah.
"Kak, sebenarnya aku..."
otakku kembali berputar memikirkan hal ini. Ah, lebih aik aku segera memberitah dirinya agar tak perlu membuatnya cemas lagi karena kelakuanku.
"Sebenarnya kenapa?"
"Sebenarnya.... Aku menyukai Key."
Entah ekspresi apa setelah kak Taemin mendengar hal ini. Aku pun tak berani menatap langsung wajahnya dan tetap menundukkan kepalaku.
"Apakah kau sungguh-sungguh menyukainya?"
"Tentu saja, mengapa tidak?"
"Apa dia sudah tahu tentang persaanmu kepadanya?"
"Belum, tapi aku sudah mengetahui perasaannya padaku," jawabku dengan sedikit gugup. Aku masih tidak berani untuk menatap wajah kaka. Hingga akhirnya dia menepuk pundakku dan mengatakan suatu hal sebelum ia beranjak dari tempatnya.
"Jagalah dia baik-baik."
Akhirnya, aku dapat bernafas dengan lega. Hanya kak Minho dan Hyun Ae yang belum kuberitahu tentang hal ini. Ah, tapi mungkin saja Taeminnie akan memberitahu kak Minho sebelum aku bergerak. Walaupun sesungguhnya aku tidak dapat mengerti maksud ucapannya barusan.


to be continued....

Minggu, 01 November 2009

[fanfic] My Losting Love [1]

Posted by vinna 유라 at 05.19 0 comments
Hah.. Hari-hari yang sama ini terulang terus-menerus. Aku tidak dapat lagi merasakan warna kehidupan yang sesungguhnya. Rumah yang besar dan megah ini sama sekali tak berarti apapun tanpa kehidupan sebuah keluarga yang utuh di dalamnya.
"Selamat sore, nona," sambut Hyun Ae ramah saat aku baru saja memasuki pintu rumah.
"sore, juga," kubalas dengan senyum kecil yang terlihat samar-samar. Hyun Ae adalah butler kesayangan keluarga kami. Tangannya sangat terampil, tanggung jawab ibarat menjadi tujuan utama hidupnya, seakan ia memang dilahirkan untuk menjadi seorang butler kelas A. Usianya masih tergolong muda, 25 tahun. Wajahnya juga menarik.
"Bagaimana kegiatan sekolah hari ini, nona?"
"Ya, tidak ada yang mengesankan. Masih sama dengan hari-hari sebelum hari ini"
"Oh, baiklah kalau begitu. Saya akan menyiapkan kudapan untuk nona dahulu. Permisi."
"Iya..."
sesaat gadis itu hilang dari tatapanku. Aku pun segera mengambil baju ganti untuk segera mandi.

*****

Syukurlah, besok sudah tidak ada ulangan-ulangan lagi. Hari ini aku bebas ber-chat ria dengan teman-teman kesayanganku. Hah, cemilan yang diberikan Hyun Ae membuatku sangat kenyang. Semoga aku masih sanggup menghabiskan makan malam nanti.
"Nona," tiba-tiba suara gadis itu memecah keheninganku di petang hari.
"Ya?" tak lama aku merasakan dirinya yang sudah duduk di sampingku. Tampak raut wajahnya yang mencemaskan diriku.
"Nona, apakah kesehatan nona baik-baik saja saat ini? Apakah perut nona tidak nyeri lagi?"
Aku berusaha tersenyum untuk menenangkannya.
"Sudahlah. Aku pasti akan baik-baik saja. Jika penyakitku kambuh, aku akan segera memberitahumu."
"Janji ya?"
"Iya.."
Ku harap senyumku benar-benar dapat menenangkannya. Sejak ayah dan ibu meninggal, Hyun Ae lah yang terus merawatku di rumah. Pekerja lainnya hanya berkomunikasi dengan Hyun Ae. Entah peraturan apa yang dibuat oleh kaker sehingga mereka sedikit berkomunikasi denganku. Kakeklah yang membiayai semua kehidupanku saat ini bersama kedua orang kakak laki-laki ku di rumah ini setelah kematian ayah dan ibu. Dan sejak saat itulah, tubuhkan menjadi mudah terserang penyakit.
"Yunri," terdengar suara yang sudah tidak asing lagi di telingaku. Aku pun segera bangkit berdiri dan memeluknya. Kakak laki-laki yang selama ini selalu memberiku semangat walaupun dengan yang kurang lazim.
"Kak Taemin, kak Minho ada di mana? Apakah ia tidak pulang bersama mu hari ini?"
"Minho masih di dalam mobil"
"Oi!"
"Kak Minho! Ayo cepat kita masuk ke dalam rumah," pinta ku segera pada kak Minho.
"Baiklah"
Senyum mereka selalu mampu menenangkan hatiku yang diselimuti kegundahan.

------

"Hyun Ae, steak yang kau buat benar-benar lezat, haha.."
"Terima kasih, tuan Taemin."
Malam itu, setelah selesai menyantap makan malam, kami bertiga duduk di ruang tengah sambil menyalakan televisi. Hyun Ae tetap berjaga-jaga di ruangannya sendiri.
"Yunri, besok aku dan Taemin akan melakukan debut pertama kami sebagai penyanyi."
"Iya, iya," sahut Taemin dengan cepat.
Tampak kedua raut wajah mereka begitu antusias. Setelah lebih dari satu tahun mereka menantikan kesempatan yang mereka tunggu-tunggu ini. Sangat tidak etis jika aku tidak membalas dengan raut bahagia perasaan mereka. Karena sebenarnya aku kurang setuju dengan pilihan mereka. Aku khawatir akan kehidupan mereka setelah menjadi artis kelak.
"Wah, tidak terasa ya? Mudah-mudahan kalian sukses menjalan penampilan pertama besok."
"Yo! \^O^/"

-------

Debut pertama mereka bersama SHINee telah berjalan lancar dua hari yang lalu. Siang ini, sepulang sekolah, untuk pertama kalinya kak Minho mengajakku untuk berkenalan dengan ketiga personel lainnya. Akupun menerima ajakannya selagi tidak ada kegiatan khusus ataupun ekstrakurikuler hari itu.
"Annyeonghaseyo, jonun Yunri-imnida. Mannaso banabseumnida."
"Onew-imnida."
"Jonghyun-imnida."
"Key-imnida."
Sepertinya, mereka memang kakak-kakak yang ramah. Raut wajah ceria tidak pernah lepas dari penampilan mereka. Akupun mulai merasa nyaman dengan keberadaan SHINee.
"Yunri-ssi."
"Ah, Onew sunbae?"
"Yunri, kalau boleh tahu, berapa usia mu sekarang?" Senyumnya terlihat tanpa paksaan, tidak tampa seperti penguntit yang hendak mencuri identitasku.
"Sebentar lagi aku akan berusia 13 tahun," jawabku.
"Usia ku 18 tahun. Aku rasa perbedaan umur kita begitu jauh bukan?"
"Iya.."
"Tapi aku rasa kita dapat berteman baik. Aku suka berteman dengan teman-teman yang seumuran dengan mu."
"Benarkah?"
"Ya, begitulah," sejenak ia tertawa kecil. "Eh, bagaimana jika kamu melihat latihan kami setelah ini? Aku ingin tahu tanggapan mu tentang latihan kami."
Tanpa berpikir panjang, akupun menerima tawarannya. Tetapi, tak lama kemudian, ia pamit sebentar untuk pergi ke toilet.

--------

Akhirnya, tiba saat mereka berlima untuk beristirahat setelah lebih dari dua jam menari tanpa henti. Keringat mengalir deras seakan membuat mereka tidak mampu lagi berdiri. Namun, ada seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingku.
"Yunri."
"Ah, Key sunbae?" suaranya yang tiba-tiba memanggil berhasil membuatku terkejut.
"Kedua kakak mu memilih menjadi bintang idola, mengapa kau tidak bergabung dengan mereka saja?" ucapnya sambil menengguk air mineral dari botolnya.
"Tidak, begini saja sudah cukup. Aku memiliki jalanku sendiri," jawab ku dengan tenang sambil kutatap wajahnya, entah mengapa senyum kecil tiba-tiba menghiasi bibirnya.
"Ya, memang benar. Tiap orang pasti memilik cita-citanya sendiri. Kalau boleh tahu, cita-citamu apa, Yunri?"
"Entahlah, aku masih ragu-ragu untuk menentukannya."
Sejak saat itulah, kami berteman cukup akrab. Sesekali kami saling menyapa jika bertemu dan berbincang-bincang singkat. Tetapi aku tidak dapat mengerti sifatnya yang sesekali berubah menjadi dingin. Sedangkan sekarang Onew-sunbae telah menjadi teman curahan hatiku. Ia tak pernah lepas mencemaskanku, layaknya seorang ayah yang tak pernah lupa mencemaskan anaknya.

to be continued....

my new twitter

Posted by vinna 유라 at 02.47 0 comments
add my new twitter at http://www.twitter.com/almighty_key

:D

Kamis, 22 Oktober 2009

new SHINEE World Indonesia's cover :D

Posted by vinna 유라 at 02.43 0 comments
Photobucket

Senin, 28 September 2009

beautiful views

Posted by vinna 유라 at 02.50 0 comments

yah, i captured this picture in Bali :D from the ridge~ xD huah, so beautiful... nih tempatnya sebelumnya nusa dua... di bawah pantai sana ada peternakan rumput laut.. cuma waktu online terbatas TAT ga bisa uplod banyak-banyak. coba di lain waktu, aku uplod'in lagi >.^b

key~

Posted by vinna 유라 at 02.48 0 comments
OMG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! what's wrong with my hubby's hair? Dx *cryin aloud*

f(x) lachata

Posted by vinna 유라 at 02.36 0 comments


here's the new girlband from Sm Entertainment :D
victoria as the leader, sulli, crystal jung (jessica jung snsd' sister), luna, and amber~
i love their song~ :D
i hope they are really give a good fx for us :D

f(x) - Lachata.mp3


Senin, 14 September 2009

SNSD - Genie

Posted by vinna 유라 at 02.58 0 comments
Yoona's version
2 version of album cover






actually, i feels very jealous with them because they had perfomanced with SHINee =A=" but i really likes their genie xD

Minggu, 13 September 2009

my new sneakers!

Posted by vinna 유라 at 03.32 0 comments

here's my new new sneaker xD

nike air~

got it from nike warehouse bazaar, on gramedia expo in 12th september 2009~

key

Posted by vinna 유라 at 03.27 0 comments



still loves him! xD

long time not touch~ Dx

Posted by vinna 유라 at 03.17 0 comments
huah~
have been long time i've not updated my blog :(
i'm really sorry Dx
so i'm want to updating my blog now :D

Jumat, 21 Agustus 2009

all about Boys Before Flowers

Posted by vinna 유라 at 23.24 0 comments
my new asian plus tabloid :D edisi 19-25 Agustus 2009
pinjem duit nyokap buat beli, tapi ga gw kembali-kembaliin duitnya xP aku sengaja beli karena yang jadi covernya yaitu Kim Bum looks so adorable :D yah, walaupun adorable, tapi masih adorable my namja key~ xP


close up 0.0


kim bum played for his new dramas (dreams)... hoah~ he kissed son dambi in there >.<



this my idol magazine... aku beli dengan harga miring,mungkin sekitar 30 dari harga 50 ribu -.- karena dapet poster dbsk, so pasti aku beli dong waktu itu~ xD


but, guess what? sayangnya, walaupun murah, tapi barang cacat =_=" lihat aja, lha wong lemnya lepas semua... ckckck..... but my namja inside xD







Indonesia CASSIOPEIA, SHINee World Indonesia, 21evo Indonesia

Posted by vinna 유라 at 06.37 0 comments
here's my 3 fan clubs that made by me ~ ^^
please join here ~


INDONESIA CASSIOPEIA, this group belongs to all CASSIOPEIAN or DBSK/THSK/TVXQ's fans that live in Indonesia



SHINee World Indonesia, all of the shinee world indonesia joined in here~ :D


21evo INDONESIA, for all 2ne1's big fans ~

don't forget to join here~ :D

 

pinna♥world Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez