Rabu, 04 November 2009

[fanfic] My Losing Love [3]

Posted by vinna 유라 at 01.35
Kegiatan sekolah hari ini membuatku sangat suntuk. Ulangan dan tugas-tugas yang menumpuk ingin segera kubuang sejauh mungkin di kutub utara. Sudah hampir dua jam aku duduk terpaku di balik meja belajar. Handphone yang kuletakkan di dekat kotak pensil sama sekali tidak bernyanyi.

You got the wrong number, you got the wrong number, i'm sorry you got the wrong number so don't call me no more...

Handphone yang tiba-tiba berbunyi seketika membuatku kembali bersemangat. Apalagi setelah melihat bahwa Key yang sedang menungguku untuk mengangkat telpon ini.
"Yoboseyo.."
"Yunri?"
"Iya. Key, ada apa?"
"Tidak, tidak ada apa-apa. Apakah aku mengganggumu saat ini?"
"Tidak, tidak," aku tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga ini untuk sekedar bercakap-cakap dengan dirinya.
"Apakah kamu sedang di rumah?"
"Ya, tentu saja," aku sedikit keheranan dengan maksud pertanyaannya ini.
"Lihatlah ke depan pintu rumahmu.."
"Ok.."
Sambil tetap menggenggam handphone, senyuman tiba-tiba menghampiri wajahku.
"Key!" seketika juga aku mematikan sambungan telepon darinya. Tidak kusangka dia sudah melambaikan tangannya dari luar pagar. Entah apa yang sedang ada di pikiranku saat itu sehingga tubuhku bergerak sendiri dan memeluk tubuhnya yang berada di hadapanku. Kuharap ia tak keberatan dengan pelukanku. Lagi-lagi senyumannya membuat hatiku tenang. Kugenggam tanggannya dan mengajaknya untuk segera masuk ke dalam rumah.
"Tunggulah di sini," aku memintanya untuk duduk sebentar di sofa dan bergegas menuju ke kamar.
"Ah, baiklah.."
Tak sampai lima menit, aku kembali ke tempat Key menunggu yaitu di ruang tengah. Sambil membawa semua tugas-tugas yang belum selesai aku kerjakan. Ah, tidak dapat dipungkiri lagi jika Key langsung menatap ku penuh keheranan. Sedangksn aku tetap tersenyum dengan penuh keyakinan.
"Ah, Yunri, akan kau apakan semua bukumu ini?" tanyanya dengan sedikit nada ketakutan.
"Key, mohon bantuannya untuk mengerjakan tugas-tugas dari sekolahku," kuharap dirinya tidak marah setelah menyatakan perasaanku dan menunggunya yang terdiam sejenak.
"Ya, baiklah jika kamu yang memintanya."
Untunglah dia bersedia membantuku. Sebagai ucapan terima kasih, aku meminta Hyun Ae untuk segera menyiapkan makan siang untuknya. Tampaknya kak Taemin dan kak Minho sedang asyik bermain nintendo wii di kamar mereka.
"Baiklah, mana yang tidak bisa?" dirinya semakin merapat dan duduk tepat di sampingku sehingga aku dapat mendengar debaran jantungku yang kembali berkontraksi. Kutunjuk beberapa soal pelajaran yang memang membuatku mati rasa.
"Hei, semua coretan-coretan gambar ini apakah kamu yang membuatnya?"
"Uh? Tentu saja, apakah ada yang salah?"
"Tidak, justru aku sangat menyukainya. Sebaiknya kelak kau menjadi seorang pelukis atau seorang designer."
"Ah, benarkah?"
"Ya, begitulah. Apakah aku harus membohongimu?"
"Tentu saja tidak perlu," kami pun tertawa bersama. Tiba-tiba pertanyaan yang sudah lama ingin kuungkapkan kembali terlintas di benakku.
"Key, mengapa kamu memilih untuk menjadi penyanyi saat ini?"
"Karena seseorang yang sangat penting untukku saat aku masih kecil. Ia sangat ingin kelak aku menjadi seorang penyanyi terkenal saat dewasa."
"Apakah dia masih ada sekarang? Bisakah aku bertemu dengannya?"
"Tidak, dia sudah tidak ada lagi. Ia pergi ke suatu tempat yang jauh yang tidak dapat kita kunjungi delapan tahun yang lalu."
Wajahnya yang tadinya masih cerah seketika berubah menjadi sedikit mendung. Rasanya aku telah mengganggu kehidupan di masa lalunya.
"Maafkan aku telah mengatakan yang tidak-tidak," ucapku dengan nada menyesal.
"Tidak apa-apa," perasaanku kembali tenang saat itu juga, "tetapi..."
"Tetapi apa?" tanyaku penasaran pada dirinya.
"Asalkan kau selalu di sampingku saat ini. Dan kau akan menjadikanku orang yang penting bagimu. Maukah kau menjadi orang yang selalu ada di hatiku? Karena aku mencintaimu," ucapannya begitu serius seolah-olah membuat duniaku berhenti berputar. Senang? Tentu saja, gadis mana di bumi ini yang tidak senang jika pangerannya berkata seperti itu kepada sang tuan putri.
"Tapi..."
"Tapi apa?" tanyanya dengan penuh rasa ingin tahu.
"Kau harus selalu tersenyum untukku, janji?"
"Baiklah, aku akan berjanji," kemudia ia memberi senyumannya untukku sebagai tanda bahwa ia akan menepati janjinya padaku.
Hanya satu yang aku harapkan dari dirinya, dia akan selau tersenyum saat berada di sampingku seperti saat ini.
Tidak terasa sudah saatnya ia kembali pulang. Tangannya masih menggandeng tanganku dengan erat hingga di luar pagar. Matanya yang sayu membuat hatiku terenyuh.
"Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk selalu bersamamu." Belum sempat aku menjawab ucapannya, namun ia sudah mencium dahiku dan kembali tersenyum. Kecupannya bagaikan sebuah listrik yang begitu kuat mengalir di sekujur tubuhku. Begitu kuatnya sehingga aku tidak dapat menghitungnya dengan rumus fisika manapun. Hingga aku merasa tidak sanggup jika harus melepas kepergiannya hari itu.


to be continued......

0 comments on "[fanfic] My Losing Love [3]"

Posting Komentar

 

pinna♥world Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez