Minggu, 01 November 2009

[fanfic] My Losting Love [1]

Posted by vinna 유라 at 05.19
Hah.. Hari-hari yang sama ini terulang terus-menerus. Aku tidak dapat lagi merasakan warna kehidupan yang sesungguhnya. Rumah yang besar dan megah ini sama sekali tak berarti apapun tanpa kehidupan sebuah keluarga yang utuh di dalamnya.
"Selamat sore, nona," sambut Hyun Ae ramah saat aku baru saja memasuki pintu rumah.
"sore, juga," kubalas dengan senyum kecil yang terlihat samar-samar. Hyun Ae adalah butler kesayangan keluarga kami. Tangannya sangat terampil, tanggung jawab ibarat menjadi tujuan utama hidupnya, seakan ia memang dilahirkan untuk menjadi seorang butler kelas A. Usianya masih tergolong muda, 25 tahun. Wajahnya juga menarik.
"Bagaimana kegiatan sekolah hari ini, nona?"
"Ya, tidak ada yang mengesankan. Masih sama dengan hari-hari sebelum hari ini"
"Oh, baiklah kalau begitu. Saya akan menyiapkan kudapan untuk nona dahulu. Permisi."
"Iya..."
sesaat gadis itu hilang dari tatapanku. Aku pun segera mengambil baju ganti untuk segera mandi.

*****

Syukurlah, besok sudah tidak ada ulangan-ulangan lagi. Hari ini aku bebas ber-chat ria dengan teman-teman kesayanganku. Hah, cemilan yang diberikan Hyun Ae membuatku sangat kenyang. Semoga aku masih sanggup menghabiskan makan malam nanti.
"Nona," tiba-tiba suara gadis itu memecah keheninganku di petang hari.
"Ya?" tak lama aku merasakan dirinya yang sudah duduk di sampingku. Tampak raut wajahnya yang mencemaskan diriku.
"Nona, apakah kesehatan nona baik-baik saja saat ini? Apakah perut nona tidak nyeri lagi?"
Aku berusaha tersenyum untuk menenangkannya.
"Sudahlah. Aku pasti akan baik-baik saja. Jika penyakitku kambuh, aku akan segera memberitahumu."
"Janji ya?"
"Iya.."
Ku harap senyumku benar-benar dapat menenangkannya. Sejak ayah dan ibu meninggal, Hyun Ae lah yang terus merawatku di rumah. Pekerja lainnya hanya berkomunikasi dengan Hyun Ae. Entah peraturan apa yang dibuat oleh kaker sehingga mereka sedikit berkomunikasi denganku. Kakeklah yang membiayai semua kehidupanku saat ini bersama kedua orang kakak laki-laki ku di rumah ini setelah kematian ayah dan ibu. Dan sejak saat itulah, tubuhkan menjadi mudah terserang penyakit.
"Yunri," terdengar suara yang sudah tidak asing lagi di telingaku. Aku pun segera bangkit berdiri dan memeluknya. Kakak laki-laki yang selama ini selalu memberiku semangat walaupun dengan yang kurang lazim.
"Kak Taemin, kak Minho ada di mana? Apakah ia tidak pulang bersama mu hari ini?"
"Minho masih di dalam mobil"
"Oi!"
"Kak Minho! Ayo cepat kita masuk ke dalam rumah," pinta ku segera pada kak Minho.
"Baiklah"
Senyum mereka selalu mampu menenangkan hatiku yang diselimuti kegundahan.

------

"Hyun Ae, steak yang kau buat benar-benar lezat, haha.."
"Terima kasih, tuan Taemin."
Malam itu, setelah selesai menyantap makan malam, kami bertiga duduk di ruang tengah sambil menyalakan televisi. Hyun Ae tetap berjaga-jaga di ruangannya sendiri.
"Yunri, besok aku dan Taemin akan melakukan debut pertama kami sebagai penyanyi."
"Iya, iya," sahut Taemin dengan cepat.
Tampak kedua raut wajah mereka begitu antusias. Setelah lebih dari satu tahun mereka menantikan kesempatan yang mereka tunggu-tunggu ini. Sangat tidak etis jika aku tidak membalas dengan raut bahagia perasaan mereka. Karena sebenarnya aku kurang setuju dengan pilihan mereka. Aku khawatir akan kehidupan mereka setelah menjadi artis kelak.
"Wah, tidak terasa ya? Mudah-mudahan kalian sukses menjalan penampilan pertama besok."
"Yo! \^O^/"

-------

Debut pertama mereka bersama SHINee telah berjalan lancar dua hari yang lalu. Siang ini, sepulang sekolah, untuk pertama kalinya kak Minho mengajakku untuk berkenalan dengan ketiga personel lainnya. Akupun menerima ajakannya selagi tidak ada kegiatan khusus ataupun ekstrakurikuler hari itu.
"Annyeonghaseyo, jonun Yunri-imnida. Mannaso banabseumnida."
"Onew-imnida."
"Jonghyun-imnida."
"Key-imnida."
Sepertinya, mereka memang kakak-kakak yang ramah. Raut wajah ceria tidak pernah lepas dari penampilan mereka. Akupun mulai merasa nyaman dengan keberadaan SHINee.
"Yunri-ssi."
"Ah, Onew sunbae?"
"Yunri, kalau boleh tahu, berapa usia mu sekarang?" Senyumnya terlihat tanpa paksaan, tidak tampa seperti penguntit yang hendak mencuri identitasku.
"Sebentar lagi aku akan berusia 13 tahun," jawabku.
"Usia ku 18 tahun. Aku rasa perbedaan umur kita begitu jauh bukan?"
"Iya.."
"Tapi aku rasa kita dapat berteman baik. Aku suka berteman dengan teman-teman yang seumuran dengan mu."
"Benarkah?"
"Ya, begitulah," sejenak ia tertawa kecil. "Eh, bagaimana jika kamu melihat latihan kami setelah ini? Aku ingin tahu tanggapan mu tentang latihan kami."
Tanpa berpikir panjang, akupun menerima tawarannya. Tetapi, tak lama kemudian, ia pamit sebentar untuk pergi ke toilet.

--------

Akhirnya, tiba saat mereka berlima untuk beristirahat setelah lebih dari dua jam menari tanpa henti. Keringat mengalir deras seakan membuat mereka tidak mampu lagi berdiri. Namun, ada seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingku.
"Yunri."
"Ah, Key sunbae?" suaranya yang tiba-tiba memanggil berhasil membuatku terkejut.
"Kedua kakak mu memilih menjadi bintang idola, mengapa kau tidak bergabung dengan mereka saja?" ucapnya sambil menengguk air mineral dari botolnya.
"Tidak, begini saja sudah cukup. Aku memiliki jalanku sendiri," jawab ku dengan tenang sambil kutatap wajahnya, entah mengapa senyum kecil tiba-tiba menghiasi bibirnya.
"Ya, memang benar. Tiap orang pasti memilik cita-citanya sendiri. Kalau boleh tahu, cita-citamu apa, Yunri?"
"Entahlah, aku masih ragu-ragu untuk menentukannya."
Sejak saat itulah, kami berteman cukup akrab. Sesekali kami saling menyapa jika bertemu dan berbincang-bincang singkat. Tetapi aku tidak dapat mengerti sifatnya yang sesekali berubah menjadi dingin. Sedangkan sekarang Onew-sunbae telah menjadi teman curahan hatiku. Ia tak pernah lepas mencemaskanku, layaknya seorang ayah yang tak pernah lupa mencemaskan anaknya.

to be continued....

0 comments on "[fanfic] My Losting Love [1]"

Posting Komentar

 

pinna♥world Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez